Peluncuran itu merupakan uji coba kedelapan tahun ini, dan yang pertama sejak Januari ketika Korea Utara yang bersenjata nuklir menembakkan sejumlah rekor rudal.
Rudal ini merupakan yang kesembilan tahun ini diluncurkan. Yang terakhir adalah pada 27 Februari ketika Korea Utara mengatakan telah menguji sistem untuk satelit pengintai.
Kim mengatakan akan menempatkan lebih banyak satelit pengintai militer ke orbit kutub sinkron matahari dalam periode rencana lima tahun yang pertama kali diumumkan tahun lalu.
Keberhasilan peluncuran satelit pengintaian militer merupakan persyaratan mendesak dari lingkungan keamanan negara yang berlaku
Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Pyongyang akan melanggar hukum internasional jika meluncurkan satelit mata-mata militer.
Korea Utara juga telah melakukan serangkaian uji coba rudal dan senjata dalam beberapa bulan terakhir, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat yang baru.
Korea Utara mengatakan akan meluncurkan satelit pengintaian militer pertamanya antara 31 Mei dan 11 Juni untuk meningkatkan pemantauan aktivitas Amerika Serikat (AS).
Sebuah roket yang membawa satelit pengintaian militer yang dikenal sebagai "Malligyong-1" jatuh ke laut setelah terjadi kecelakaan.